Rabu, 19 September 2012

0 succesfull


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Kamis, 13 September 2012

0 HIV AID


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!







HIV AID



DAFTAR ISI
HalamanSampul................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1    LatarBelakang......................................................................................... 1
1.2    RumusanMasalah................................................................................... 1
1.3    Tujuan..................................................................................................... 2
1.4    Manfaat................................................................................................... 2
Bab II TinjauanPustaka
2.1 Definisi AIDS.......................................................................................... 5
2.2 Etiologi AIDS ......................................................................................... 7
2.3 Patofisiologi AIDS ................................................................................. 9
2.4 Cara Penularan AIDS .............................................................................. 10
2.5 Gejala AIDS ............................................................................................ 11
2.6 Orang yang KemungkinanBesarBisaTertular AIDS............................... 12
2.7 Cara Pencegahan AIDS ........................................................................... 13
2.8 Usaha-Usaha yang DilakukanApabilaTerinfeksi Virus AIDS ............... 13
2.9 KonsepKeperawatan................................................................................ 14
2.10 Situasi AIDS di Indonesia .................................................................... 20
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 21
3.2 Saran ....................................................................................................... 22
DaftarPustaka








BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Acquired Immune Deficiency syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV , atau infeksi virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya ( SIV, FIV, dan lain-lain).
Kami mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini kami ingin mengetahui lebih jauh tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah AIDS tersebut. Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang.
Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua.
Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu kami membahasnya dalam makalah ini.

1.2  Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan AIDS ?
2.     Bagaimana Cara penularannya ?
3.     siapa saja yang kemungkinan besar  bisa tertular/terkena AIDS ?
4.     Bagaimana cara diagnosis dan penatalaksanaan pada penyakit AIDS ?

1.3  Tujuan
1.3.1       Tujuan Umum
Menjelaskan apa itu yang dimaksud dengan AIDS dan bagaimana cara penularannya.
1.3.2       Tujuan Khusus
1.     Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan AIDS dan cara penularannya
2.     Untuk mengetahui cara diagnosis dan penatalaksanaan pada penyakit AIDS
3.     Untuk mengetahui siapa saja yang kemungkinan besar  bisa tertular AIDS
4.     Untuk mengetahui bagaimana keadaan AIDS di Indonesia

1.4  Manfaat
1.4.1       Manfaat Teoritis
Untuk memberikan informasi kepada para pembaca, terutama bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang AIDS, sehingga dengan demikian kita semua berusaha untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja menyebabkan penyakit AIDS.
1.4.2       Manfaat Praktis
1.     Menamabah pengetahuan mahasiswa tentang AIDS
2.     Menambah pengetahuan mahasiswa tentang ciri-ciri penyakit AIDS
3.     Menambah pengetahuan mahasiswa tentang cara merawat pasien AIDS
4.     Menambah pengetahuan mahasiswa tentang cara pencegahan penyakit AIDS

























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

AIDS merupakan  penyakit yang paling ditakuti pada saat ini . HIV, merupakan virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubub manusia (Sistem imun) , sehingga orang-orang yangmenderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit semakin berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus dimana seseorang yang mengidap HIV , tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun HIV yang ada pada tubuh manusia akan terus merusak sistem imun. Akibatnya , virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.
Karena ganasnya penyakit ini , maka berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat mengatasinya. Pengobatan yang berkembang saat ini , targetnya adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh HIV dan diperlukan oleh virus tersebut untuk berkembang.
HIV merupakan suatu virus yang material genetiknya adalah RNA yang dbungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein. Untuk tumbuh materi genetik ini perlu diubah menjadi DNA , diintegrasikan kedalam DNA inang , dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan  protein. Protein-protein yang dihasilkan akan membentuk virus-virus baru.
Obat –obatan yang telah ditemukan pada saat ini menghambat pengubahan RNA menjadi DNA dan menghambat pembentukan protein-protein aktif. Enzim yang membantu pengubahan RNA menjadi DNA disebut reserse transcriptase,sedangkan yang membantu pembetukan protein aktif disebut protease.
Untuk dapat membentuk protein yang aktif, informasi genetik yang tersimpan pada RNA virus harus diubat terlebih dahulu menjadi DNA. Reserse transcriptase membantu proses pengubahan RNA menjadi DNA. Jika proses pembentukan DNA dihambat, maka proses pembentukan protein juga menjadi terhambat. Oleh karena itu, pembentukan virus-virus yang baru menjadi berjalan lebih lambat. Jadi , penggunaan obat-obatan penghambat enzim reserse transcriptase tidak secara tuntas menghancurkan virus yang terdapat didalam tubuh .penggunaan obat-obatan jenis ini hanya menghambat proses pembentukan virus baru , dan proses pengahambatan ini pun tidak menghentikn proses pembentukan virus baru secara total.
Obat-obatan lain yang sekarang ini juga banyak berkembang adalah penggunaan penghambat enzim protease. Dari DNA yang berasal dari RNA virus, akan dibentuk protein-protein yang nantinya akan berperan dalam proses pembentukan partikel virus yang baru. Pada mulanya ,protein yang dibentuk berada dalam bentuk yang tidak aktif . untuk mengaktifkannya , makan protein-protein yang dihasilkan harus dipotong pada tempat-tempat tertentu. Disinilah peranan protease .m protease akan memotong protein pada tempat tertentu dari suatu protein yang terbentuk dari DNA , dan akhirnya akan menghasilkan protein yang nantinya akan dapat membentuk protein penyusun matriks virus ataupun protein fungsional yang berperan sebagai enzim.
Menurut Flexner (1998), pada saat ini telah dikenal 4 inhibator protease yang digunakan pada terapi pasien yang terinfeksi oleh virus HIV , yaitu indinavir, nelfinavir, ritonavir dan saquinavir. Satu inhibator lainnya masih dalam proses penenlitian yaitu amprenavir. Inhibator protease yang telah umum digunakan, memiliki efek samping yang perlu dipertimbangkan. Semua inhibator protease yang telah disetujui memiliki efek samping gastrointesnital. Hiperlipidemia, intoleransi  glukosa dan distribusi lemak abnormal dapat juga terjadi.
Uji klinis menunjukkan bahwa terapi tunggal dengan menggunakan inhibator protease saja dapat menurunkan  jumlah RNA HIV secara signifikan dan meningkatkan jumlah sel CD4 (indikator bekerjanya sistem imun) selama minggu pertama perlakuan. Namun demikian , kemampuan senyawa ini untuk menekan replikasi virus sering kali terbatas , sehingga menyebabkan terjadinya suatu seleksi yang menghasilkan HIV yang tahan terhadap obat.karena itu , pengobatan dilakukan dengan menggunakan suatu terapi kombinasi bersama-sama dengan inhibator reverse transkriptase menunjukkan respon antivirial yang lebih signifikan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama (patrick & potts, 1998)
Dari uraian diatas kita, dapat mengetahuai bahwa sampai saat ini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Obat-obatan yang telah ditemukan hanya menghambat proses pertumbuhan virus , sehingga jumlah virus dapat ditekan.
Oleh karena itu tantangan bagi para peneliti diseluruh dunia adalah untuk mencari obat yang dapat menghancurkan virus yang terdapat dalam tubuh , bukan hanya menghambat pertumbuhan virus. Indonesia yang kaya kan keanekaragaman hayati , tentunya memiliki potensi yang sangat besar untuk ditemukannya obat yang berasal dari alam. Penelusuran senyawa yang berkhasiat tentunya memrlukan penelitian yang tidak sederhana.


PATHWAY

I.      
Menyerang T Limfosit, selsaraf, makrofag, monosit, limfosit B
Patofisiologi :
Virus HIV
Immunocompromise
Merusakseluler
Flora normal patogen
Organ target
Manifestasi oral
Respiratori
Invasikumanpatogen
Manifestasisaraf
Gastrointestinal
Dermatologi
Sensori
HIV- positif ?
Reaksipsikologis
 







Lesimulut
Ensepalopatiakut
Diare
Penyakitanorektal
Gatal, sepsis, nyeri
Infeksi
Gangguanpenglihatandanpendengaran
Kompleksdemensia
Disfungsibiliari
Hepatitis
















Text Box: Gangguanpola BABText Box: TidakefektfibersihanjalannapasText Box: Tidakefektif pol napasText Box: Gangguan body imageapas
Text Box: Gangguansensori

Text Box: NutrisiinadekuatText Box: Cairanberkurang


Text Box: Gangguan rasa nyaman :nyeriText Box: hipertermi
Text Box: CairanberkurangText Box: NutrisiinadekuatText Box: Gangguan rasa nyaman :nyeri


Text Box: Gangguanmobilisasi
Text Box: Aktivitasintolerans





 








BAB III
PEMBAHASAN


2.1        Definisi AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency syndrome yaitu menurunnya daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Seseorang yang terkena infeksi HIV dengan mudah dapat terserang berbagai penyakit lain karena rendahnya imunitas tubuh , dan dapat mengakibatkan kematian.
AIDS dapat didefinisikan sebagai sindromeatau kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi imun yang berat , dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi HIV. Antibodi HIV positif tidak identik dengan AIDS , karena AIDS harus menunjukkan adanya satu atau lebih gejala penyakit akibat defisiensi sistem imun seluler.

ANATOMI VIRUS HIV


Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.

2.2        Etiologi AIDS
Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan sepenuhnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa virus HIVtelah ada di dalam tubuh sebelum munculnya penyakit AIDS ini. Namun kenyataan bahwa tidak semua orang yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit AIDS menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang berperan di sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi, tingkat stress yang tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat alat kelamin merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan. Faktor yang lain adalah waktu. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kesempatan untuk terkena AIDS meningkat, bukannya menurun dikarenakan faktor waktu.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus menerus memperlemah sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkan kelompok-kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T-helper. Normalnya sel T-helper ini (juga disebut sel T4) memainkan suatu peranan penting pada pencegahan infeksi. Ketika terjadi infeksi, sel-sel ini akan berkembang dengan cepat, memberi tanda pada bagian sistem kekebalan tubuh yang lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh memproduksi antibodi yang menyerang dan menghancurkan bakteri-bakteri dan virus-virus yang berbahaya.
Selain mengerahkan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi infeksi, sel T-helper juga memberi tanda bagi sekelompok sel-sel darah putih lainnya yang disebut sel T-suppressor atau T8, ketika tiba saatnya bagi sistem kekebalan tubuh untuk menghentikan serangannya.
Biasanya kita memiliki lebih banyak sel-sel T-helper dalam darah daripada sel-sel T-suppressor, dan ketika sistem kekebalan sedang bekerja dengan baik, perbandingannya kira-kira dua banding satu. Jika orang menderita penyakit AIDS, perbandingan ini kebalikannya, yaitu sel-sel T-suppressor melebihi jumlah sel-sel T-helper. Akibatnya, penderita AIDS tidak hanya mempunyai lebih sedikit sel-sel penolong yaitu sel T-helper untuk mencegah infeksi, tetapi juga terdapat sel-sel penyerang yang menyerbu sel-sel penolong yang sedang bekerja.
Selain mengetahui bahwa virus HIV membunuh sel-sel T-helper, kita juga perlu tahu bahwa tidak seperti virus-virus yang lain, virus HIV ini mengubah struktur sel yang diserangnya. Virus ini menyerang dengan cara menggabungkan kode genetiknya dengan bahan genetik sel yang menularinya. Hasilnya, sel yang ditulari berubah menjadi pabrik pengasil virus HIV yang dilepaskan ke dalam aliran darah dan dapat menulari sel-sel T-helper yang lain. Proses ini akan terjadi berulang-ulang.
Virus yang bekerja seperti ini disebut retrovirus. Yang membuat virus ini lebih sulit ditangani daripada virus lain adalah karena virus ini menjadi bagian dari struktur genetik sel yang ditulari, dan tidak ada cara untuk melepaskan diri dari virus ini. Ini berarti bahwa orang yang terinfeksi virus ini mungkin terinfeksi seumur hidupnya. Selain itu dapat berarti bahwa orang yang mengidap HIV dapat menulari sepanjang hidup.
Cara virus ini merusak fungsi sistem kekebalan tubuh belum dapat diungkapkan sepenuhnya. Teori yang terbaru namun belum dapat dibuktikan kebenarannya menyatakan bahwa rusaknya sistem kekebalan yang terjadi pada pengidap AIDS mungkin dikarenakan tubuh menganggap sel-sel T-helpernya yang terinfeksi sebagai “musuh”. Jika demikian kasusnya, lalu apa yang akan dilakukan oleh mekanisme pertahanan tubuh yaitu mulai memproduksi antibodi untuk mencoba menyerang sel-sel T yang telah terinfeksi. Akan tetapi antibodi juga akan diproduksi untuk menyerang sel T-helper yang tidak terinfeksi, mungkin juga merusak atau membuat sel-sel ini tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Jika demikian, HIV akan menyerang sistem kekebalan tubuh tidak hanya dengan membunuh sel-T tetapi dengan mengelabuhi tubuh dengan membiarkan tubuh sendiri yang menyerang mekanisme pertahanannya.
HIV tidak hanya menyerang sistem kekebalan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus ini juga merusask otak dan sistem saraf pusat. Otopsi yang dilakukan pada otak pengidap AIDS yang telah meniggal mengungkapkan bahwa virus ini juga menyebabkan hilangnya banyak sekali jaringan otak. Pada waktu yang bersamaan, peneliti lain telah berusaha untuk mengisolasi HIV dengan cairan cerebrospinal dari orang yang tidak menunjukkan gejala-gejala terjangkit AIDS. Penemuan ini benar-benar membuat risau. Sementara para peneliti masih berpikir bahwa HIV hanya menyerang sistem kekebalan, semua orang yang terinfeksi virus ini tetapi tidak menunjukkan gejala terjangkit AIDS atau penyakit yang berhubungan dengan HIV dapat dianggap bisa terbebas dari kerusakan jaringan otak. Saat ini hal yang cukup mengerikan adalah bahwa mereka yang telah terinfeksi virus HIV pada akhirnya mungkin menderita kerusakan otak dan sistem saraf pusat.


2.3        Patofisiologi AIDS
AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi ‘’’’’’’’’’yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.
Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi. Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini. Warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV. HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula. Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.

2.4        Cara Penularan AIDS
HIV terdapat dalam darah dan cairan tubuh seorang yang telah tertular , walaupun orang tersebut belum menunjukkan gejala atau keluhan penyakit. HIV hanya dapat ditularkan bila terjadi kontak langsung dengan cairan tubuh atau darah.
Sebelumnya virus AIDS tidak mudah menular virus influensa. Kita tidak usak terlalu mengucilkan atau menjauhi penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan cara – cara seperti di bawah ini :
a.      Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual ).
b.      Bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita.
c.      Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.
d.      Makan dan minum.
e.      Gigitan nyamuk dan serangga lain.
f.       Sama-sama berenang di kolam renang
Tiga Cara Penularan HIV :
1.     Melalui hubungan seksual, baik secara verginal,oral maupun anal dengan seseorang pengidap HIV. Ini adalah cara yang paling umu terjadi, meliputi 80-90% dari total kasus sedunia. Lebih mudah terjadi penularan bila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti herpes genitalis, sifilis, gonorea, klamidia, dan trikomoniasi.
2.     Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik.
a.      Transfusi darah / produk darah yang tercemar HIV.
b.     Pemakaian jarum suntik tidak steril.
c.      Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
3.     Secara vertikal dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya , baik selama hamil , saat melahirkan maupun setelah melahirkan.

2.5        Gejala AIDS
Sebagian orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak ada gejala yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal. Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek seperti demam (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan limpa), yang dapat terjadi pada saat seroconversion. Seroconversion adalah pembentukkan antibodi akibat HIV yang biasanya terjadi antara enam minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi.
Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa sehat, aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan. Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :
1.      Berat badan turun dengan drastis.
2.      Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C)
3.      Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
4.      Mencret atau diare yang berkepanjangan.
5.      Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).
6.      Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
7.      Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang lama-kelamaan akan berakhir dengan kematian.

2.6        Orang yang Kemungkinan Besar  Bisa Tertular AIDS ?

1.      Mereka yang sering melakukanhubungan seksual diluar nikah, seperti wanita dan pria tuna susila dan pelanggannya.
2.      Mereka yang mempunyai bayak pasangan seksual misalnya : Homo seks (melakukan hubungan dengan sesama laki-laki), Biseks (melakukan hubungan seksual dengan sesama wanita), Waria dan mucikari.
3.      Penerima transfusi darah
4.      Bayi yang dilahirkan dari Ibu yang mengidap virus AIDS.
5.      Pecandu narkotika suntikan.
6.      Pasangan dari pengidap AIDS.


2.7        Cara Pencegahan AIDS
a.      Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
b.      Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
c.      Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
d.      Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
e.      Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.

2.8    USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN APABILA TERINFEKSI VIRUS AIDS

Usaha-usaha yang dilakukan terinfeksi virus AIDS disebut juga penerapan strategi pengobatan baru. Dalam pengobatan HIV / AIDS sangat penting mengetahui dinamika HIV, serta perjalanan penyakit ( patogenesis ) sehingga dapat melakukan tindakan dan pengobatan tepat waktu.
Beberapa harapan dan kabar baik dapat dicatat dari pertemuan-pertemuan “Van Couver” di Kanada saat ini cukup banyak obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan kombinasi. Beberapa obat penghambat protease dan obat anti HIV sedang dalam tahap akhir untuk mendapat izin. Selain itu muncul pula pemeriksaan “Viral loard” yang prosesnya lebih mudah dalam mendeteksi RNA dari HIV dalam darah. Dan semua usaha diatas seharusnya di tunjang oleh motivasi dari penderita AIDS itu sendiri. Misalnya bagi mereka yang termasuk kelompok resiko tinggi terkena AIDS selalu memeriksakan darahnya secara teratur, paling sedikit 3-6 bulan sekali, demi keselamatan pasangan seksualnya. Dan yang tidak kalah penting adalah mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Yaitu dengan melaksanakan ibadah-ibadah yang diperintahkan dan berusaha untuk menjauhi segala yang dilarangNya, agar penderitaan yang dirasakan tidak terlalu berat. Dan bagi masyarakat hendaknya jangan menjauhi mengucilkan mereka yang terinfeksi AIDS, tetapi seharusnya memberi dorongan atau semangat hidup, misalnya melalui nasehat-nasehat yang bisamenumbuhkan rasa percaya diri, sehingga mereka yang telah mengidap virus AIDS tidak putus asa dalam menjalani hidupnya.
Dengan adanya usaha-usaha diatas, niscaya masalah AIDS dapat diatasi, paling tidak dapat dicegah sedini mungkin, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

2.9        KONSEP KEPERAWATAN
A.    PENGKAJIAN
1.     Aktifitas /istirahat :
·        Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktifitas, kelelahan yang progresif
·        Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi terhadap aktifitas
2.   Sirkulasi
·        Proses penyembuhan luka yang lambat, perdarahan lama bila cedera
·        takikardia, perubahan tekanan darah postural, volume nadi periver menurun, pengisian kapiler memanjang
3.   Integritas ego
·        Faktor stress yang berhubungan dgn kehilangan: dukungan keluarga, hubungan dgn org lain, pengahsilan dan gaya hidup tertentu
·        Menguatirkan penampilan: alopesia, lesi , cacat, menurunnya berat badan
·        Merasa tdk berdaya, putus asa, rsa bersalah, kehilangan control diri, dan depresi
·        Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah, menangis, kontak mata kurang
4.   Eliminasi.
·        Diare, nyeri pinggul, rasa terbakar saat berkemih
·        Faeces encer disertai mucus atau darah
·        Perubahan dlm jumlah warna urin.
5.   Makanan/cairan :
·        Tidak ada nafsu makan, mual, muntah
·        Penurunan BB yang cepat
·        Bising usus yang hiperaktif
·        Turgor kulit jelek, lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih/perubahan warna mucosa mulut
·        Adanya gigi yang tanggal. Edema
6.   Hygiene
·        Memepeliahtkan penampilan yang tdk rapi.
7.   Neurosensorik
·        Pusing,sakit kepala.
·        Perubahan status mental, kerusakan mental, kerusakan sensasi
·        Kelemahan  otot, tremor, penurunan visus.
·        Bebal,kesemutan pada ekstrimitas.
·        Gayaberjalan ataksia.
8.   Nyeri/kenyamanan
·        Nyeri umum/local, sakit, rasaterbakar pada kaki.
·        Sakit kepala, nyeri dada pleuritis.
·        Pembengkakan pada sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan, penurunan ROM, pincang.
9.   Pernapasan
·        Terjadi ISPA, napas pendek yang progresif, batuk produktif/non,
sesak pada dada, takipnou, bunyi napas tambahan, sputum kuning.
10.            Keamanan
·        Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, lauka lambat proses penyembuhan
·        Demam berulang
11.            Seksualitas
·        Riwayat perilaku seksual resiko tinggi, penurunan libido, penggunaan kondom yang tdk konsisten, lesi pd genitalia, keputihan.
12.            Interaksi social
·        Isolasi, kesepian,, perubahan interaksi keluarga, aktifitas yang tdk terorganisir

B.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.     Resiko terjadinya infeksi terhadap  depresi system imun, aktifitas yang tdk terorganisir
2.     Defisit volume cairan tubuh berakibat diare berat, status hipermetabolik.
3.     Nutrisi kurang dari kebutuhan berdasarkan hambatan asupan makanan (muntah/mual), gangguan intestinal, hipermetabolik.
4.     Pola nafas tidak efektif terjadi penurunan ekspansi paru, melemahnya otot pernafasan.

C.    INTERVENSI
Dx 1: Resiko terjadinya infeksi b/d depresi system imun, aktifitas     yang tdk terorganisir
Tujuan :
Klien akan menunjukkan tanpa adanya tanda-tanda infeksi (tdk ada demam, sekresi tdk purulent)
Tindakan :
1.     Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dgn pasin
R/. Resiko cros infeksi dpt melalui prosedur yang dilakukan
2.     Ciptakan lingkungan yang bersih dan ventilasi yang cukup
R/. Lingkungan yang kotor akan mneingkatkan pertumbuhan kuman pathogen
3.     Informasikan perlunya tindakan isolasi
R/. Penurunan daya tahan tubuh memudahkan berkembangbiaknya kuman pathogen. Tindakan isolasi sebagai upaya menjauhkan dari kontak langsung dgn kuman pathogen
4.     Kaji tanda-tanda vital termasuk suhu badan.
R/. Peningkatan suhu badan menunjukkan adanya infeksi sekunder.
a.      Kaji frekwensi nafas, bunyi nafas, batuk dan karakterostik sputum.
b.     Observasi kulit/membrane mucosa kemungkinan adanya lesi/perubahan warna
c.      bersihkan kuku setiap hari
R/ Luka akibat garukan memudahkan timbul infeksi luka
5.     Perhatikan adanya tanda-tanda adanya inflamasi
R/ Panas kemerahan pembengkakan merupakan tanda adanya infeksi
6.     Awasi penggunaan jarum suntik dan mata pisau secara ketat dengan menggunakan wadah tersendiri.
R/ Tindakan prosuder dapat menyebabkan perlukaan pada permukaan kulit.

Dx 2         : Defisit volume cairan tubuh b/d diare berat, status hipermetabolik.
Tujuan     : Klien akan mempertahankan tingkat hidrasi yang adekuat
Tindakan :
1.     Pantau tanda-tanda vital termasuk CVP bila terpasang.
R/ denyut nadi/HR meningkat, suhu tubuh menurun, TD menurun menunjukkan adanya dehidrasi.
2.     Catat peningkatan suhu dan lamanya, berikan kmpres hangat, pertahankan pakaian tetap kering, kenyamanan suhu lingkungan.
R/ Suhu badan meningkat menunjukkan adanya hipermetabolisme.
a.      Kaji turgor kulit, membrane mukosa dan rasa haus.
3.     Timbang BB setiap hari
R/. penurunan BB menunjukkan pengurangan volume cairan tubuh.
4.     Catat pemasukan cairan mll oral sedikitnya 2500 ml/hr.
Mempertahankan keseimbangan, mengurangi rasa haus  dan melembabkan membrane mucosa.
  1. Berikan makanan yang mudah dicerna dan tdk merangsang
Peningkatan peristaltic menyebabkan penyerapan cairan      pd dinding usus akan kurang.
Dx 3         : Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d hambatan asupan makanan (muntah/mual), gangguan intestinal, hipermetabolik.

Tujuan: klien akan menunjukkan peningkatan BB ideal.
Tindakan:
1.     Kaji kemampuan mengunyah, merasakan dan menelan.
Lesi pada mulut, esophagus dpt menyebabkan disfagia
2.     auskultasi bising usus
Hipermetabolisme saluran gastrointestinal akan menurunkan tingkat penyerapan usus.
3.     timbang BB setiap hari
BB sebagai indicator kebutuhan nutrisi yang adekuat
4.     hindari adanya stimulus leingkungan yang berlebihan.
5.     berikan perawatan mulut, awasi tindakan pencegahan sekresi. Hindari obat kumur yang mengandung alcohol.
Pengeringan mucosa, lesi pd mulut dan bau mulut akan menurunkan nafsu makan.
6.     rencanakan makan bersama keluarga/org terdekat. Barikan makan sesuai keinginannya (bila tdk ada kontraindidkasi)
7.     sajikan makanan yang hangat dan berikan dalam volume sedikit
8.     dorong klien untuk duduk saat makan.
Dx. 4. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru, melemahnya otot pernafasan.
Tujuan: klien akan mmempertahankan pola nafas yang efektif
Tindakan:
1.     Auskultasi bunyi nafas tambahan
bunyi nafas tambahan menunjukkan adanya infeksi jalan nafas/peningkatan sekresi.
2.     Catat kemungkinan adanya sianosis, perubahan frekwensi nafas dan penggunaan otot asesoris.
3.     Berikan posisi semi fowler
4.     Lakukan section bila terjadi retensi sekresi jalan nafas



EVALUASI
  1. Klien akan menunjukkan tanpa adanya tanda-tanda infeksi (tdk ada demam, sekresi tdk purulent)
  2. Klien akan mempertahankan tingkat hidrasi yang adekuat
  3. Klien akan menunjukkan peningkatan BB ideal.
  4. Klien akan mmempertahankan pola nafas yang efektif

2.10    SITUASI AIDS DI INDONESIA
Penyakit AIDS banyak ditemukan diluar negeri, tetapi karena hubungan dengan bangsa menjadi semakin erat, maka penularannya harus tetap diwaspadai. Banyak orang asing datang ke indonesia dan banyak pula orang indonesia pergi keluar negeri untuk berbagai keperluan. Hal itu membuka kemungkinan terjadinya penularan AIDS.
Jumlah HIV/AIDS di Indonesia sampai akhir 1996, terdapat 449 kasus dengan 341 HIV dan 108 AIDS, terdapat di 16 propensi di Indonesia. Wanita yang terkena sebanyak 122 orang, WNI sebanyak 304 orang, Heteroseksual 276 orang, homoseks dan biseks 84 orang, drag user 4 orang, perinatal 1 dan 80 tidak diketahui cara tranmisinya. Menurut golongan umur, diindonesia ternyata yang paling banyak terserang AIDS adalah usia 20-29 tahun yaitu 120 orang, bayi yang berumur kurang dario 1 tahun dan 50 orang belum diketahui umurnya.
Dari 108 AIDS yang terbesar di 10 propinsi dan yang meninggal 66 orang, DKI Jakarta terbanyak dengan 57 AIDS dan 35 sudah meninggal.


















BAB III
 PENUTUP
3.1        KESIMPULAN
HIV adalah suatu virus yang hidup dalam tubuh manusia, dan dan dapat menyebabkan timbulnya AIDS, yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah terserang penyakit dan lam kelamaan akan meninggal, sudah menjadi sifat manusia yang selalu ingin merasakan kenikmanatan tanpa mempedulikan akibatnya, misalnya : melakukan perzinahan, penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya. Kits umat manusia sudah mengetahui bahwa perbuatan-perbuatan tersebut sangat dilarang,baik menurut ajaran agama masing-masing maupun aturan hukum yang berlaku. Tetapi dari sebagian kita tetap saja melakukan hal-hal tersebut, misalnya : WTS, Homoseks,Biseks, Mucikari, dan orang-orang yang sering berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan seksual diluar nikah. Dan berbahaya, dan sampai saat ini belum ditemukan obatnya.
Adapun gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS yaitu :
1.       Berat badan turun dengan drastis.
2.       Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C)
3.       Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
4.       Mencret atau diare yang berkepanjangan.
5.       Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).
6.       Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
7.       Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
Oleh karena itu, kita harus menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan AIDS, yaitu melalui pencegahan misalnya :tidak melakukan hubungan seksual secara bebas, menghidarkan penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya.
AIDS merupakan cobaan atau bahkan hukuman daru Tuhan,yang tidak pernah di duga oleh umat manusia.
Tapi bagaimanapun beratnya cobaan yang diberikan, Tuhan YME. Akan selalu membukakan jalan bagi umatnya. Misalnya : sekarang dicanada telah ada obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan kombinasi. Masalah AIDS ini tidak tentu akan menyebar luas, apabila dilakukan pencegahan secara dini, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

3.2        Saran
Kita sebagai paramedis atau sebagai orang biasa jangan menjauhi atau mengucilkan para penderita HIV/AIDS. Sebaiknya kita memberikan semangat dan dorongan agar semangat menjalani hidup ,karena hidup itu indah.


















DAFTAR PUSTAKA

Bruner, Suddarth.. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 3.        EGC : Jakarta
Wartono, H. JH. 1990. HIV/AIDS di Kenal untuk dihindari. Jakarta: LEPIN.
Soemarsono. 1989. Gejala Klinis dan Pengobatan Infeksi HIV/AIDS. DEPKES.




MAKALAH HIV/AIDS

Dosen:
Sri Haryuni S.Kep,Ns.






Kelompok:








PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (S1)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2012


DAFTAR ISI

HalamanSampul................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1    LatarBelakang......................................................................................... 1
1.2    RumusanMasalah................................................................................... 1
1.3    Tujuan..................................................................................................... 2
1.4    Manfaat................................................................................................... 2
Bab II TinjauanPustaka
2.1 Definisi AIDS.......................................................................................... 5
2.2 Etiologi AIDS ......................................................................................... 7
2.3 Patofisiologi AIDS ................................................................................. 9
2.4 Cara Penularan AIDS .............................................................................. 10
2.5 Gejala AIDS ............................................................................................ 11
2.6 Orang yang KemungkinanBesarBisaTertular AIDS............................... 12
2.7 Cara Pencegahan AIDS ........................................................................... 13
2.8 Usaha-Usaha yang DilakukanApabilaTerinfeksi Virus AIDS ............... 13
2.9 KonsepKeperawatan................................................................................ 14
2.10 Situasi AIDS di Indonesia .................................................................... 20
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 21
3.2 Saran ....................................................................................................... 22
DaftarPustaka








BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Acquired Immune Deficiency syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV , atau infeksi virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya ( SIV, FIV, dan lain-lain).
Kami mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini kami ingin mengetahui lebih jauh tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah AIDS tersebut. Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang.
Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua.
Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu kami membahasnya dalam makalah ini.

1.2  Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan AIDS ?
2.     Bagaimana Cara penularannya ?
3.     siapa saja yang kemungkinan besar  bisa tertular/terkena AIDS ?
4.     Bagaimana cara diagnosis dan penatalaksanaan pada penyakit AIDS ?

1.3  Tujuan
1.3.1       Tujuan Umum
Menjelaskan apa itu yang dimaksud dengan AIDS dan bagaimana cara penularannya.
1.3.2       Tujuan Khusus
1.     Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan AIDS dan cara penularannya
2.     Untuk mengetahui cara diagnosis dan penatalaksanaan pada penyakit AIDS
3.     Untuk mengetahui siapa saja yang kemungkinan besar  bisa tertular AIDS
4.     Untuk mengetahui bagaimana keadaan AIDS di Indonesia

1.4  Manfaat
1.4.1       Manfaat Teoritis
Untuk memberikan informasi kepada para pembaca, terutama bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang AIDS, sehingga dengan demikian kita semua berusaha untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja menyebabkan penyakit AIDS.
1.4.2       Manfaat Praktis
1.     Menamabah pengetahuan mahasiswa tentang AIDS
2.     Menambah pengetahuan mahasiswa tentang ciri-ciri penyakit AIDS
3.     Menambah pengetahuan mahasiswa tentang cara merawat pasien AIDS
4.     Menambah pengetahuan mahasiswa tentang cara pencegahan penyakit AIDS

























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

AIDS merupakan  penyakit yang paling ditakuti pada saat ini . HIV, merupakan virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubub manusia (Sistem imun) , sehingga orang-orang yangmenderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit semakin berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus dimana seseorang yang mengidap HIV , tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun HIV yang ada pada tubuh manusia akan terus merusak sistem imun. Akibatnya , virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.
Karena ganasnya penyakit ini , maka berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat mengatasinya. Pengobatan yang berkembang saat ini , targetnya adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh HIV dan diperlukan oleh virus tersebut untuk berkembang.
HIV merupakan suatu virus yang material genetiknya adalah RNA yang dbungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein. Untuk tumbuh materi genetik ini perlu diubah menjadi DNA , diintegrasikan kedalam DNA inang , dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan  protein. Protein-protein yang dihasilkan akan membentuk virus-virus baru.
Obat –obatan yang telah ditemukan pada saat ini menghambat pengubahan RNA menjadi DNA dan menghambat pembentukan protein-protein aktif. Enzim yang membantu pengubahan RNA menjadi DNA disebut reserse transcriptase,sedangkan yang membantu pembetukan protein aktif disebut protease.
Untuk dapat membentuk protein yang aktif, informasi genetik yang tersimpan pada RNA virus harus diubat terlebih dahulu menjadi DNA. Reserse transcriptase membantu proses pengubahan RNA menjadi DNA. Jika proses pembentukan DNA dihambat, maka proses pembentukan protein juga menjadi terhambat. Oleh karena itu, pembentukan virus-virus yang baru menjadi berjalan lebih lambat. Jadi , penggunaan obat-obatan penghambat enzim reserse transcriptase tidak secara tuntas menghancurkan virus yang terdapat didalam tubuh .penggunaan obat-obatan jenis ini hanya menghambat proses pembentukan virus baru , dan proses pengahambatan ini pun tidak menghentikn proses pembentukan virus baru secara total.
Obat-obatan lain yang sekarang ini juga banyak berkembang adalah penggunaan penghambat enzim protease. Dari DNA yang berasal dari RNA virus, akan dibentuk protein-protein yang nantinya akan berperan dalam proses pembentukan partikel virus yang baru. Pada mulanya ,protein yang dibentuk berada dalam bentuk yang tidak aktif . untuk mengaktifkannya , makan protein-protein yang dihasilkan harus dipotong pada tempat-tempat tertentu. Disinilah peranan protease .m protease akan memotong protein pada tempat tertentu dari suatu protein yang terbentuk dari DNA , dan akhirnya akan menghasilkan protein yang nantinya akan dapat membentuk protein penyusun matriks virus ataupun protein fungsional yang berperan sebagai enzim.
Menurut Flexner (1998), pada saat ini telah dikenal 4 inhibator protease yang digunakan pada terapi pasien yang terinfeksi oleh virus HIV , yaitu indinavir, nelfinavir, ritonavir dan saquinavir. Satu inhibator lainnya masih dalam proses penenlitian yaitu amprenavir. Inhibator protease yang telah umum digunakan, memiliki efek samping yang perlu dipertimbangkan. Semua inhibator protease yang telah disetujui memiliki efek samping gastrointesnital. Hiperlipidemia, intoleransi  glukosa dan distribusi lemak abnormal dapat juga terjadi.
Uji klinis menunjukkan bahwa terapi tunggal dengan menggunakan inhibator protease saja dapat menurunkan  jumlah RNA HIV secara signifikan dan meningkatkan jumlah sel CD4 (indikator bekerjanya sistem imun) selama minggu pertama perlakuan. Namun demikian , kemampuan senyawa ini untuk menekan replikasi virus sering kali terbatas , sehingga menyebabkan terjadinya suatu seleksi yang menghasilkan HIV yang tahan terhadap obat.karena itu , pengobatan dilakukan dengan menggunakan suatu terapi kombinasi bersama-sama dengan inhibator reverse transkriptase menunjukkan respon antivirial yang lebih signifikan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama (patrick & potts, 1998)
Dari uraian diatas kita, dapat mengetahuai bahwa sampai saat ini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Obat-obatan yang telah ditemukan hanya menghambat proses pertumbuhan virus , sehingga jumlah virus dapat ditekan.
Oleh karena itu tantangan bagi para peneliti diseluruh dunia adalah untuk mencari obat yang dapat menghancurkan virus yang terdapat dalam tubuh , bukan hanya menghambat pertumbuhan virus. Indonesia yang kaya kan keanekaragaman hayati , tentunya memiliki potensi yang sangat besar untuk ditemukannya obat yang berasal dari alam. Penelusuran senyawa yang berkhasiat tentunya memrlukan penelitian yang tidak sederhana.


PATHWAY

I.      
Menyerang T Limfosit, selsaraf, makrofag, monosit, limfosit B
Patofisiologi :
Virus HIV
Immunocompromise
Merusakseluler
Flora normal patogen
Organ target
Manifestasi oral
Respiratori
Invasikumanpatogen
Manifestasisaraf
Gastrointestinal
Dermatologi
Sensori
HIV- positif ?
Reaksipsikologis
 







Lesimulut
Ensepalopatiakut
Diare
Penyakitanorektal
Gatal, sepsis, nyeri
Infeksi
Gangguanpenglihatandanpendengaran
Kompleksdemensia
Disfungsibiliari
Hepatitis
















Text Box: Gangguanpola BABText Box: TidakefektfibersihanjalannapasText Box: Tidakefektif pol napasText Box: Gangguan body imageapas
Text Box: Gangguansensori

Text Box: NutrisiinadekuatText Box: Cairanberkurang


Text Box: Gangguan rasa nyaman :nyeriText Box: hipertermi
Text Box: CairanberkurangText Box: NutrisiinadekuatText Box: Gangguan rasa nyaman :nyeri


Text Box: Gangguanmobilisasi
Text Box: Aktivitasintolerans





 








BAB III
PEMBAHASAN


2.1        Definisi AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency syndrome yaitu menurunnya daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Seseorang yang terkena infeksi HIV dengan mudah dapat terserang berbagai penyakit lain karena rendahnya imunitas tubuh , dan dapat mengakibatkan kematian.
AIDS dapat didefinisikan sebagai sindromeatau kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi imun yang berat , dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi HIV. Antibodi HIV positif tidak identik dengan AIDS , karena AIDS harus menunjukkan adanya satu atau lebih gejala penyakit akibat defisiensi sistem imun seluler.

ANATOMI VIRUS HIV


Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.

2.2        Etiologi AIDS
Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan sepenuhnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa virus HIVtelah ada di dalam tubuh sebelum munculnya penyakit AIDS ini. Namun kenyataan bahwa tidak semua orang yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit AIDS menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang berperan di sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi, tingkat stress yang tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat alat kelamin merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan. Faktor yang lain adalah waktu. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kesempatan untuk terkena AIDS meningkat, bukannya menurun dikarenakan faktor waktu.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus menerus memperlemah sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkan kelompok-kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T-helper. Normalnya sel T-helper ini (juga disebut sel T4) memainkan suatu peranan penting pada pencegahan infeksi. Ketika terjadi infeksi, sel-sel ini akan berkembang dengan cepat, memberi tanda pada bagian sistem kekebalan tubuh yang lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh memproduksi antibodi yang menyerang dan menghancurkan bakteri-bakteri dan virus-virus yang berbahaya.
Selain mengerahkan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi infeksi, sel T-helper juga memberi tanda bagi sekelompok sel-sel darah putih lainnya yang disebut sel T-suppressor atau T8, ketika tiba saatnya bagi sistem kekebalan tubuh untuk menghentikan serangannya.
Biasanya kita memiliki lebih banyak sel-sel T-helper dalam darah daripada sel-sel T-suppressor, dan ketika sistem kekebalan sedang bekerja dengan baik, perbandingannya kira-kira dua banding satu. Jika orang menderita penyakit AIDS, perbandingan ini kebalikannya, yaitu sel-sel T-suppressor melebihi jumlah sel-sel T-helper. Akibatnya, penderita AIDS tidak hanya mempunyai lebih sedikit sel-sel penolong yaitu sel T-helper untuk mencegah infeksi, tetapi juga terdapat sel-sel penyerang yang menyerbu sel-sel penolong yang sedang bekerja.
Selain mengetahui bahwa virus HIV membunuh sel-sel T-helper, kita juga perlu tahu bahwa tidak seperti virus-virus yang lain, virus HIV ini mengubah struktur sel yang diserangnya. Virus ini menyerang dengan cara menggabungkan kode genetiknya dengan bahan genetik sel yang menularinya. Hasilnya, sel yang ditulari berubah menjadi pabrik pengasil virus HIV yang dilepaskan ke dalam aliran darah dan dapat menulari sel-sel T-helper yang lain. Proses ini akan terjadi berulang-ulang.
Virus yang bekerja seperti ini disebut retrovirus. Yang membuat virus ini lebih sulit ditangani daripada virus lain adalah karena virus ini menjadi bagian dari struktur genetik sel yang ditulari, dan tidak ada cara untuk melepaskan diri dari virus ini. Ini berarti bahwa orang yang terinfeksi virus ini mungkin terinfeksi seumur hidupnya. Selain itu dapat berarti bahwa orang yang mengidap HIV dapat menulari sepanjang hidup.
Cara virus ini merusak fungsi sistem kekebalan tubuh belum dapat diungkapkan sepenuhnya. Teori yang terbaru namun belum dapat dibuktikan kebenarannya menyatakan bahwa rusaknya sistem kekebalan yang terjadi pada pengidap AIDS mungkin dikarenakan tubuh menganggap sel-sel T-helpernya yang terinfeksi sebagai “musuh”. Jika demikian kasusnya, lalu apa yang akan dilakukan oleh mekanisme pertahanan tubuh yaitu mulai memproduksi antibodi untuk mencoba menyerang sel-sel T yang telah terinfeksi. Akan tetapi antibodi juga akan diproduksi untuk menyerang sel T-helper yang tidak terinfeksi, mungkin juga merusak atau membuat sel-sel ini tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Jika demikian, HIV akan menyerang sistem kekebalan tubuh tidak hanya dengan membunuh sel-T tetapi dengan mengelabuhi tubuh dengan membiarkan tubuh sendiri yang menyerang mekanisme pertahanannya.
HIV tidak hanya menyerang sistem kekebalan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus ini juga merusask otak dan sistem saraf pusat. Otopsi yang dilakukan pada otak pengidap AIDS yang telah meniggal mengungkapkan bahwa virus ini juga menyebabkan hilangnya banyak sekali jaringan otak. Pada waktu yang bersamaan, peneliti lain telah berusaha untuk mengisolasi HIV dengan cairan cerebrospinal dari orang yang tidak menunjukkan gejala-gejala terjangkit AIDS. Penemuan ini benar-benar membuat risau. Sementara para peneliti masih berpikir bahwa HIV hanya menyerang sistem kekebalan, semua orang yang terinfeksi virus ini tetapi tidak menunjukkan gejala terjangkit AIDS atau penyakit yang berhubungan dengan HIV dapat dianggap bisa terbebas dari kerusakan jaringan otak. Saat ini hal yang cukup mengerikan adalah bahwa mereka yang telah terinfeksi virus HIV pada akhirnya mungkin menderita kerusakan otak dan sistem saraf pusat.


2.3        Patofisiologi AIDS
AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi ‘’’’’’’’’’yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.
Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi. Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini. Warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV. HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula. Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.

2.4        Cara Penularan AIDS
HIV terdapat dalam darah dan cairan tubuh seorang yang telah tertular , walaupun orang tersebut belum menunjukkan gejala atau keluhan penyakit. HIV hanya dapat ditularkan bila terjadi kontak langsung dengan cairan tubuh atau darah.
Sebelumnya virus AIDS tidak mudah menular virus influensa. Kita tidak usak terlalu mengucilkan atau menjauhi penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan cara – cara seperti di bawah ini :
a.      Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual ).
b.      Bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita.
c.      Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.
d.      Makan dan minum.
e.      Gigitan nyamuk dan serangga lain.
f.       Sama-sama berenang di kolam renang
Tiga Cara Penularan HIV :
1.     Melalui hubungan seksual, baik secara verginal,oral maupun anal dengan seseorang pengidap HIV. Ini adalah cara yang paling umu terjadi, meliputi 80-90% dari total kasus sedunia. Lebih mudah terjadi penularan bila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti herpes genitalis, sifilis, gonorea, klamidia, dan trikomoniasi.
2.     Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik.
a.      Transfusi darah / produk darah yang tercemar HIV.
b.     Pemakaian jarum suntik tidak steril.
c.      Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
3.     Secara vertikal dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya , baik selama hamil , saat melahirkan maupun setelah melahirkan.

2.5        Gejala AIDS
Sebagian orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak ada gejala yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal. Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek seperti demam (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan limpa), yang dapat terjadi pada saat seroconversion. Seroconversion adalah pembentukkan antibodi akibat HIV yang biasanya terjadi antara enam minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi.
Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa sehat, aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan. Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :
1.      Berat badan turun dengan drastis.
2.      Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C)
3.      Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
4.      Mencret atau diare yang berkepanjangan.
5.      Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).
6.      Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
7.      Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang lama-kelamaan akan berakhir dengan kematian.

2.6        Orang yang Kemungkinan Besar  Bisa Tertular AIDS ?

1.      Mereka yang sering melakukanhubungan seksual diluar nikah, seperti wanita dan pria tuna susila dan pelanggannya.
2.      Mereka yang mempunyai bayak pasangan seksual misalnya : Homo seks (melakukan hubungan dengan sesama laki-laki), Biseks (melakukan hubungan seksual dengan sesama wanita), Waria dan mucikari.
3.      Penerima transfusi darah
4.      Bayi yang dilahirkan dari Ibu yang mengidap virus AIDS.
5.      Pecandu narkotika suntikan.
6.      Pasangan dari pengidap AIDS.


2.7        Cara Pencegahan AIDS
a.      Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
b.      Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
c.      Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
d.      Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
e.      Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.

2.8    USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN APABILA TERINFEKSI VIRUS AIDS

Usaha-usaha yang dilakukan terinfeksi virus AIDS disebut juga penerapan strategi pengobatan baru. Dalam pengobatan HIV / AIDS sangat penting mengetahui dinamika HIV, serta perjalanan penyakit ( patogenesis ) sehingga dapat melakukan tindakan dan pengobatan tepat waktu.
Beberapa harapan dan kabar baik dapat dicatat dari pertemuan-pertemuan “Van Couver” di Kanada saat ini cukup banyak obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan kombinasi. Beberapa obat penghambat protease dan obat anti HIV sedang dalam tahap akhir untuk mendapat izin. Selain itu muncul pula pemeriksaan “Viral loard” yang prosesnya lebih mudah dalam mendeteksi RNA dari HIV dalam darah. Dan semua usaha diatas seharusnya di tunjang oleh motivasi dari penderita AIDS itu sendiri. Misalnya bagi mereka yang termasuk kelompok resiko tinggi terkena AIDS selalu memeriksakan darahnya secara teratur, paling sedikit 3-6 bulan sekali, demi keselamatan pasangan seksualnya. Dan yang tidak kalah penting adalah mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Yaitu dengan melaksanakan ibadah-ibadah yang diperintahkan dan berusaha untuk menjauhi segala yang dilarangNya, agar penderitaan yang dirasakan tidak terlalu berat. Dan bagi masyarakat hendaknya jangan menjauhi mengucilkan mereka yang terinfeksi AIDS, tetapi seharusnya memberi dorongan atau semangat hidup, misalnya melalui nasehat-nasehat yang bisamenumbuhkan rasa percaya diri, sehingga mereka yang telah mengidap virus AIDS tidak putus asa dalam menjalani hidupnya.
Dengan adanya usaha-usaha diatas, niscaya masalah AIDS dapat diatasi, paling tidak dapat dicegah sedini mungkin, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

2.9        KONSEP KEPERAWATAN
A.    PENGKAJIAN
1.     Aktifitas /istirahat :
·        Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktifitas, kelelahan yang progresif
·        Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi terhadap aktifitas
2.   Sirkulasi
·        Proses penyembuhan luka yang lambat, perdarahan lama bila cedera
·        takikardia, perubahan tekanan darah postural, volume nadi periver menurun, pengisian kapiler memanjang
3.   Integritas ego
·        Faktor stress yang berhubungan dgn kehilangan: dukungan keluarga, hubungan dgn org lain, pengahsilan dan gaya hidup tertentu
·        Menguatirkan penampilan: alopesia, lesi , cacat, menurunnya berat badan
·        Merasa tdk berdaya, putus asa, rsa bersalah, kehilangan control diri, dan depresi
·        Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah, menangis, kontak mata kurang
4.   Eliminasi.
·        Diare, nyeri pinggul, rasa terbakar saat berkemih
·        Faeces encer disertai mucus atau darah
·        Perubahan dlm jumlah warna urin.
5.   Makanan/cairan :
·        Tidak ada nafsu makan, mual, muntah
·        Penurunan BB yang cepat
·        Bising usus yang hiperaktif
·        Turgor kulit jelek, lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih/perubahan warna mucosa mulut
·        Adanya gigi yang tanggal. Edema
6.   Hygiene
·        Memepeliahtkan penampilan yang tdk rapi.
7.   Neurosensorik
·        Pusing,sakit kepala.
·        Perubahan status mental, kerusakan mental, kerusakan sensasi
·        Kelemahan  otot, tremor, penurunan visus.
·        Bebal,kesemutan pada ekstrimitas.
·        Gayaberjalan ataksia.
8.   Nyeri/kenyamanan
·        Nyeri umum/local, sakit, rasaterbakar pada kaki.
·        Sakit kepala, nyeri dada pleuritis.
·        Pembengkakan pada sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan, penurunan ROM, pincang.
9.   Pernapasan
·        Terjadi ISPA, napas pendek yang progresif, batuk produktif/non,
sesak pada dada, takipnou, bunyi napas tambahan, sputum kuning.
10.            Keamanan
·        Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, lauka lambat proses penyembuhan
·        Demam berulang
11.            Seksualitas
·        Riwayat perilaku seksual resiko tinggi, penurunan libido, penggunaan kondom yang tdk konsisten, lesi pd genitalia, keputihan.
12.            Interaksi social
·        Isolasi, kesepian,, perubahan interaksi keluarga, aktifitas yang tdk terorganisir

B.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.     Resiko terjadinya infeksi terhadap  depresi system imun, aktifitas yang tdk terorganisir
2.     Defisit volume cairan tubuh berakibat diare berat, status hipermetabolik.
3.     Nutrisi kurang dari kebutuhan berdasarkan hambatan asupan makanan (muntah/mual), gangguan intestinal, hipermetabolik.
4.     Pola nafas tidak efektif terjadi penurunan ekspansi paru, melemahnya otot pernafasan.

C.    INTERVENSI
Dx 1: Resiko terjadinya infeksi b/d depresi system imun, aktifitas     yang tdk terorganisir
Tujuan :
Klien akan menunjukkan tanpa adanya tanda-tanda infeksi (tdk ada demam, sekresi tdk purulent)
Tindakan :
1.     Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dgn pasin
R/. Resiko cros infeksi dpt melalui prosedur yang dilakukan
2.     Ciptakan lingkungan yang bersih dan ventilasi yang cukup
R/. Lingkungan yang kotor akan mneingkatkan pertumbuhan kuman pathogen
3.     Informasikan perlunya tindakan isolasi
R/. Penurunan daya tahan tubuh memudahkan berkembangbiaknya kuman pathogen. Tindakan isolasi sebagai upaya menjauhkan dari kontak langsung dgn kuman pathogen
4.     Kaji tanda-tanda vital termasuk suhu badan.
R/. Peningkatan suhu badan menunjukkan adanya infeksi sekunder.
a.      Kaji frekwensi nafas, bunyi nafas, batuk dan karakterostik sputum.
b.     Observasi kulit/membrane mucosa kemungkinan adanya lesi/perubahan warna
c.      bersihkan kuku setiap hari
R/ Luka akibat garukan memudahkan timbul infeksi luka
5.     Perhatikan adanya tanda-tanda adanya inflamasi
R/ Panas kemerahan pembengkakan merupakan tanda adanya infeksi
6.     Awasi penggunaan jarum suntik dan mata pisau secara ketat dengan menggunakan wadah tersendiri.
R/ Tindakan prosuder dapat menyebabkan perlukaan pada permukaan kulit.

Dx 2         : Defisit volume cairan tubuh b/d diare berat, status hipermetabolik.
Tujuan     : Klien akan mempertahankan tingkat hidrasi yang adekuat
Tindakan :
1.     Pantau tanda-tanda vital termasuk CVP bila terpasang.
R/ denyut nadi/HR meningkat, suhu tubuh menurun, TD menurun menunjukkan adanya dehidrasi.
2.     Catat peningkatan suhu dan lamanya, berikan kmpres hangat, pertahankan pakaian tetap kering, kenyamanan suhu lingkungan.
R/ Suhu badan meningkat menunjukkan adanya hipermetabolisme.
a.      Kaji turgor kulit, membrane mukosa dan rasa haus.
3.     Timbang BB setiap hari
R/. penurunan BB menunjukkan pengurangan volume cairan tubuh.
4.     Catat pemasukan cairan mll oral sedikitnya 2500 ml/hr.
Mempertahankan keseimbangan, mengurangi rasa haus  dan melembabkan membrane mucosa.
  1. Berikan makanan yang mudah dicerna dan tdk merangsang
Peningkatan peristaltic menyebabkan penyerapan cairan      pd dinding usus akan kurang.
Dx 3         : Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d hambatan asupan makanan (muntah/mual), gangguan intestinal, hipermetabolik.

Tujuan: klien akan menunjukkan peningkatan BB ideal.
Tindakan:
1.     Kaji kemampuan mengunyah, merasakan dan menelan.
Lesi pada mulut, esophagus dpt menyebabkan disfagia
2.     auskultasi bising usus
Hipermetabolisme saluran gastrointestinal akan menurunkan tingkat penyerapan usus.
3.     timbang BB setiap hari
BB sebagai indicator kebutuhan nutrisi yang adekuat
4.     hindari adanya stimulus leingkungan yang berlebihan.
5.     berikan perawatan mulut, awasi tindakan pencegahan sekresi. Hindari obat kumur yang mengandung alcohol.
Pengeringan mucosa, lesi pd mulut dan bau mulut akan menurunkan nafsu makan.
6.     rencanakan makan bersama keluarga/org terdekat. Barikan makan sesuai keinginannya (bila tdk ada kontraindidkasi)
7.     sajikan makanan yang hangat dan berikan dalam volume sedikit
8.     dorong klien untuk duduk saat makan.
Dx. 4. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru, melemahnya otot pernafasan.
Tujuan: klien akan mmempertahankan pola nafas yang efektif
Tindakan:
1.     Auskultasi bunyi nafas tambahan
bunyi nafas tambahan menunjukkan adanya infeksi jalan nafas/peningkatan sekresi.
2.     Catat kemungkinan adanya sianosis, perubahan frekwensi nafas dan penggunaan otot asesoris.
3.     Berikan posisi semi fowler
4.     Lakukan section bila terjadi retensi sekresi jalan nafas



EVALUASI
  1. Klien akan menunjukkan tanpa adanya tanda-tanda infeksi (tdk ada demam, sekresi tdk purulent)
  2. Klien akan mempertahankan tingkat hidrasi yang adekuat
  3. Klien akan menunjukkan peningkatan BB ideal.
  4. Klien akan mmempertahankan pola nafas yang efektif

2.10    SITUASI AIDS DI INDONESIA
Penyakit AIDS banyak ditemukan diluar negeri, tetapi karena hubungan dengan bangsa menjadi semakin erat, maka penularannya harus tetap diwaspadai. Banyak orang asing datang ke indonesia dan banyak pula orang indonesia pergi keluar negeri untuk berbagai keperluan. Hal itu membuka kemungkinan terjadinya penularan AIDS.
Jumlah HIV/AIDS di Indonesia sampai akhir 1996, terdapat 449 kasus dengan 341 HIV dan 108 AIDS, terdapat di 16 propensi di Indonesia. Wanita yang terkena sebanyak 122 orang, WNI sebanyak 304 orang, Heteroseksual 276 orang, homoseks dan biseks 84 orang, drag user 4 orang, perinatal 1 dan 80 tidak diketahui cara tranmisinya. Menurut golongan umur, diindonesia ternyata yang paling banyak terserang AIDS adalah usia 20-29 tahun yaitu 120 orang, bayi yang berumur kurang dario 1 tahun dan 50 orang belum diketahui umurnya.
Dari 108 AIDS yang terbesar di 10 propinsi dan yang meninggal 66 orang, DKI Jakarta terbanyak dengan 57 AIDS dan 35 sudah meninggal.


















BAB III
 PENUTUP
3.1        KESIMPULAN
HIV adalah suatu virus yang hidup dalam tubuh manusia, dan dan dapat menyebabkan timbulnya AIDS, yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah terserang penyakit dan lam kelamaan akan meninggal, sudah menjadi sifat manusia yang selalu ingin merasakan kenikmanatan tanpa mempedulikan akibatnya, misalnya : melakukan perzinahan, penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya. Kits umat manusia sudah mengetahui bahwa perbuatan-perbuatan tersebut sangat dilarang,baik menurut ajaran agama masing-masing maupun aturan hukum yang berlaku. Tetapi dari sebagian kita tetap saja melakukan hal-hal tersebut, misalnya : WTS, Homoseks,Biseks, Mucikari, dan orang-orang yang sering berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan seksual diluar nikah. Dan berbahaya, dan sampai saat ini belum ditemukan obatnya.
Adapun gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS yaitu :
1.       Berat badan turun dengan drastis.
2.       Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C)
3.       Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
4.       Mencret atau diare yang berkepanjangan.
5.       Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).
6.       Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
7.       Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
Oleh karena itu, kita harus menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan AIDS, yaitu melalui pencegahan misalnya :tidak melakukan hubungan seksual secara bebas, menghidarkan penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya.
AIDS merupakan cobaan atau bahkan hukuman daru Tuhan,yang tidak pernah di duga oleh umat manusia.
Tapi bagaimanapun beratnya cobaan yang diberikan, Tuhan YME. Akan selalu membukakan jalan bagi umatnya. Misalnya : sekarang dicanada telah ada obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan kombinasi. Masalah AIDS ini tidak tentu akan menyebar luas, apabila dilakukan pencegahan secara dini, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

3.2        Saran
Kita sebagai paramedis atau sebagai orang biasa jangan menjauhi atau mengucilkan para penderita HIV/AIDS. Sebaiknya kita memberikan semangat dan dorongan agar semangat menjalani hidup ,karena hidup itu indah.


















DAFTAR PUSTAKA

Bruner, Suddarth.. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 3.        EGC : Jakarta
Wartono, H. JH. 1990. HIV/AIDS di Kenal untuk dihindari. Jakarta: LEPIN.
Soemarsono. 1989. Gejala Klinis dan Pengobatan Infeksi HIV/AIDS. DEPKES.





PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (S1)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2012


DAFTAR ISI

HalamanSampul................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1    LatarBelakang......................................................................................... 1
1.2    RumusanMasalah................................................................................... 1
1.3    Tujuan..................................................................................................... 2
1.4    Manfaat................................................................................................... 2
Bab II TinjauanPustaka
2.1 Definisi AIDS.......................................................................................... 5
2.2 Etiologi AIDS ......................................................................................... 7
2.3 Patofisiologi AIDS ................................................................................. 9
2.4 Cara Penularan AIDS .............................................................................. 10
2.5 Gejala AIDS ............................................................................................ 11
2.6 Orang yang KemungkinanBesarBisaTertular AIDS............................... 12
2.7 Cara Pencegahan AIDS ........................................................................... 13
2.8 Usaha-Usaha yang DilakukanApabilaTerinfeksi Virus AIDS ............... 13
2.9 KonsepKeperawatan................................................................................ 14
2.10 Situasi AIDS di Indonesia .................................................................... 20
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 21
3.2 Saran ....................................................................................................... 22
DaftarPustaka








BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Acquired Immune Deficiency syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV , atau infeksi virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya ( SIV, FIV, dan lain-lain).
Kami mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini kami ingin mengetahui lebih jauh tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah AIDS tersebut. Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang.
Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua.
Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu kami membahasnya dalam makalah ini.

1.2  Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan AIDS ?
2.     Bagaimana Cara penularannya ?
3.     siapa saja yang kemungkinan besar  bisa tertular/terkena AIDS ?
4.     Bagaimana cara diagnosis dan penatalaksanaan pada penyakit AIDS ?

1.3  Tujuan
1.3.1       Tujuan Umum
Menjelaskan apa itu yang dimaksud dengan AIDS dan bagaimana cara penularannya.
1.3.2       Tujuan Khusus
1.     Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan AIDS dan cara penularannya
2.     Untuk mengetahui cara diagnosis dan penatalaksanaan pada penyakit AIDS
3.     Untuk mengetahui siapa saja yang kemungkinan besar  bisa tertular AIDS
4.     Untuk mengetahui bagaimana keadaan AIDS di Indonesia

1.4  Manfaat
1.4.1       Manfaat Teoritis
Untuk memberikan informasi kepada para pembaca, terutama bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang AIDS, sehingga dengan demikian kita semua berusaha untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja menyebabkan penyakit AIDS.
1.4.2       Manfaat Praktis
1.     Menamabah pengetahuan mahasiswa tentang AIDS
2.     Menambah pengetahuan mahasiswa tentang ciri-ciri penyakit AIDS
3.     Menambah pengetahuan mahasiswa tentang cara merawat pasien AIDS
4.     Menambah pengetahuan mahasiswa tentang cara pencegahan penyakit AIDS

























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

AIDS merupakan  penyakit yang paling ditakuti pada saat ini . HIV, merupakan virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubub manusia (Sistem imun) , sehingga orang-orang yangmenderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit semakin berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus dimana seseorang yang mengidap HIV , tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun HIV yang ada pada tubuh manusia akan terus merusak sistem imun. Akibatnya , virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.
Karena ganasnya penyakit ini , maka berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat mengatasinya. Pengobatan yang berkembang saat ini , targetnya adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh HIV dan diperlukan oleh virus tersebut untuk berkembang.
HIV merupakan suatu virus yang material genetiknya adalah RNA yang dbungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein. Untuk tumbuh materi genetik ini perlu diubah menjadi DNA , diintegrasikan kedalam DNA inang , dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan  protein. Protein-protein yang dihasilkan akan membentuk virus-virus baru.
Obat –obatan yang telah ditemukan pada saat ini menghambat pengubahan RNA menjadi DNA dan menghambat pembentukan protein-protein aktif. Enzim yang membantu pengubahan RNA menjadi DNA disebut reserse transcriptase,sedangkan yang membantu pembetukan protein aktif disebut protease.
Untuk dapat membentuk protein yang aktif, informasi genetik yang tersimpan pada RNA virus harus diubat terlebih dahulu menjadi DNA. Reserse transcriptase membantu proses pengubahan RNA menjadi DNA. Jika proses pembentukan DNA dihambat, maka proses pembentukan protein juga menjadi terhambat. Oleh karena itu, pembentukan virus-virus yang baru menjadi berjalan lebih lambat. Jadi , penggunaan obat-obatan penghambat enzim reserse transcriptase tidak secara tuntas menghancurkan virus yang terdapat didalam tubuh .penggunaan obat-obatan jenis ini hanya menghambat proses pembentukan virus baru , dan proses pengahambatan ini pun tidak menghentikn proses pembentukan virus baru secara total.
Obat-obatan lain yang sekarang ini juga banyak berkembang adalah penggunaan penghambat enzim protease. Dari DNA yang berasal dari RNA virus, akan dibentuk protein-protein yang nantinya akan berperan dalam proses pembentukan partikel virus yang baru. Pada mulanya ,protein yang dibentuk berada dalam bentuk yang tidak aktif . untuk mengaktifkannya , makan protein-protein yang dihasilkan harus dipotong pada tempat-tempat tertentu. Disinilah peranan protease .m protease akan memotong protein pada tempat tertentu dari suatu protein yang terbentuk dari DNA , dan akhirnya akan menghasilkan protein yang nantinya akan dapat membentuk protein penyusun matriks virus ataupun protein fungsional yang berperan sebagai enzim.
Menurut Flexner (1998), pada saat ini telah dikenal 4 inhibator protease yang digunakan pada terapi pasien yang terinfeksi oleh virus HIV , yaitu indinavir, nelfinavir, ritonavir dan saquinavir. Satu inhibator lainnya masih dalam proses penenlitian yaitu amprenavir. Inhibator protease yang telah umum digunakan, memiliki efek samping yang perlu dipertimbangkan. Semua inhibator protease yang telah disetujui memiliki efek samping gastrointesnital. Hiperlipidemia, intoleransi  glukosa dan distribusi lemak abnormal dapat juga terjadi.
Uji klinis menunjukkan bahwa terapi tunggal dengan menggunakan inhibator protease saja dapat menurunkan  jumlah RNA HIV secara signifikan dan meningkatkan jumlah sel CD4 (indikator bekerjanya sistem imun) selama minggu pertama perlakuan. Namun demikian , kemampuan senyawa ini untuk menekan replikasi virus sering kali terbatas , sehingga menyebabkan terjadinya suatu seleksi yang menghasilkan HIV yang tahan terhadap obat.karena itu , pengobatan dilakukan dengan menggunakan suatu terapi kombinasi bersama-sama dengan inhibator reverse transkriptase menunjukkan respon antivirial yang lebih signifikan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama (patrick & potts, 1998)
Dari uraian diatas kita, dapat mengetahuai bahwa sampai saat ini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Obat-obatan yang telah ditemukan hanya menghambat proses pertumbuhan virus , sehingga jumlah virus dapat ditekan.
Oleh karena itu tantangan bagi para peneliti diseluruh dunia adalah untuk mencari obat yang dapat menghancurkan virus yang terdapat dalam tubuh , bukan hanya menghambat pertumbuhan virus. Indonesia yang kaya kan keanekaragaman hayati , tentunya memiliki potensi yang sangat besar untuk ditemukannya obat yang berasal dari alam. Penelusuran senyawa yang berkhasiat tentunya memrlukan penelitian yang tidak sederhana.


PATHWAY

I.      
Menyerang T Limfosit, selsaraf, makrofag, monosit, limfosit B
Patofisiologi :
Virus HIV
Immunocompromise
Merusakseluler
Flora normal patogen
Organ target
Manifestasi oral
Respiratori
Invasikumanpatogen
Manifestasisaraf
Gastrointestinal
Dermatologi
Sensori
HIV- positif ?
Reaksipsikologis
 







Lesimulut
Ensepalopatiakut
Diare
Penyakitanorektal
Gatal, sepsis, nyeri
Infeksi
Gangguanpenglihatandanpendengaran
Kompleksdemensia
Disfungsibiliari
Hepatitis
















Text Box: Gangguanpola BABText Box: TidakefektfibersihanjalannapasText Box: Tidakefektif pol napasText Box: Gangguan body imageapas
Text Box: Gangguansensori

Text Box: NutrisiinadekuatText Box: Cairanberkurang


Text Box: Gangguan rasa nyaman :nyeriText Box: hipertermi
Text Box: CairanberkurangText Box: NutrisiinadekuatText Box: Gangguan rasa nyaman :nyeri


Text Box: Gangguanmobilisasi
Text Box: Aktivitasintolerans





 








BAB III
PEMBAHASAN


2.1        Definisi AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency syndrome yaitu menurunnya daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Seseorang yang terkena infeksi HIV dengan mudah dapat terserang berbagai penyakit lain karena rendahnya imunitas tubuh , dan dapat mengakibatkan kematian.
AIDS dapat didefinisikan sebagai sindromeatau kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi imun yang berat , dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi HIV. Antibodi HIV positif tidak identik dengan AIDS , karena AIDS harus menunjukkan adanya satu atau lebih gejala penyakit akibat defisiensi sistem imun seluler.

ANATOMI VIRUS HIV


Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.

2.2        Etiologi AIDS
Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan sepenuhnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa virus HIVtelah ada di dalam tubuh sebelum munculnya penyakit AIDS ini. Namun kenyataan bahwa tidak semua orang yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit AIDS menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang berperan di sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi, tingkat stress yang tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat alat kelamin merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan. Faktor yang lain adalah waktu. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kesempatan untuk terkena AIDS meningkat, bukannya menurun dikarenakan faktor waktu.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus menerus memperlemah sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkan kelompok-kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T-helper. Normalnya sel T-helper ini (juga disebut sel T4) memainkan suatu peranan penting pada pencegahan infeksi. Ketika terjadi infeksi, sel-sel ini akan berkembang dengan cepat, memberi tanda pada bagian sistem kekebalan tubuh yang lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh memproduksi antibodi yang menyerang dan menghancurkan bakteri-bakteri dan virus-virus yang berbahaya.
Selain mengerahkan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi infeksi, sel T-helper juga memberi tanda bagi sekelompok sel-sel darah putih lainnya yang disebut sel T-suppressor atau T8, ketika tiba saatnya bagi sistem kekebalan tubuh untuk menghentikan serangannya.
Biasanya kita memiliki lebih banyak sel-sel T-helper dalam darah daripada sel-sel T-suppressor, dan ketika sistem kekebalan sedang bekerja dengan baik, perbandingannya kira-kira dua banding satu. Jika orang menderita penyakit AIDS, perbandingan ini kebalikannya, yaitu sel-sel T-suppressor melebihi jumlah sel-sel T-helper. Akibatnya, penderita AIDS tidak hanya mempunyai lebih sedikit sel-sel penolong yaitu sel T-helper untuk mencegah infeksi, tetapi juga terdapat sel-sel penyerang yang menyerbu sel-sel penolong yang sedang bekerja.
Selain mengetahui bahwa virus HIV membunuh sel-sel T-helper, kita juga perlu tahu bahwa tidak seperti virus-virus yang lain, virus HIV ini mengubah struktur sel yang diserangnya. Virus ini menyerang dengan cara menggabungkan kode genetiknya dengan bahan genetik sel yang menularinya. Hasilnya, sel yang ditulari berubah menjadi pabrik pengasil virus HIV yang dilepaskan ke dalam aliran darah dan dapat menulari sel-sel T-helper yang lain. Proses ini akan terjadi berulang-ulang.
Virus yang bekerja seperti ini disebut retrovirus. Yang membuat virus ini lebih sulit ditangani daripada virus lain adalah karena virus ini menjadi bagian dari struktur genetik sel yang ditulari, dan tidak ada cara untuk melepaskan diri dari virus ini. Ini berarti bahwa orang yang terinfeksi virus ini mungkin terinfeksi seumur hidupnya. Selain itu dapat berarti bahwa orang yang mengidap HIV dapat menulari sepanjang hidup.
Cara virus ini merusak fungsi sistem kekebalan tubuh belum dapat diungkapkan sepenuhnya. Teori yang terbaru namun belum dapat dibuktikan kebenarannya menyatakan bahwa rusaknya sistem kekebalan yang terjadi pada pengidap AIDS mungkin dikarenakan tubuh menganggap sel-sel T-helpernya yang terinfeksi sebagai “musuh”. Jika demikian kasusnya, lalu apa yang akan dilakukan oleh mekanisme pertahanan tubuh yaitu mulai memproduksi antibodi untuk mencoba menyerang sel-sel T yang telah terinfeksi. Akan tetapi antibodi juga akan diproduksi untuk menyerang sel T-helper yang tidak terinfeksi, mungkin juga merusak atau membuat sel-sel ini tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Jika demikian, HIV akan menyerang sistem kekebalan tubuh tidak hanya dengan membunuh sel-T tetapi dengan mengelabuhi tubuh dengan membiarkan tubuh sendiri yang menyerang mekanisme pertahanannya.
HIV tidak hanya menyerang sistem kekebalan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus ini juga merusask otak dan sistem saraf pusat. Otopsi yang dilakukan pada otak pengidap AIDS yang telah meniggal mengungkapkan bahwa virus ini juga menyebabkan hilangnya banyak sekali jaringan otak. Pada waktu yang bersamaan, peneliti lain telah berusaha untuk mengisolasi HIV dengan cairan cerebrospinal dari orang yang tidak menunjukkan gejala-gejala terjangkit AIDS. Penemuan ini benar-benar membuat risau. Sementara para peneliti masih berpikir bahwa HIV hanya menyerang sistem kekebalan, semua orang yang terinfeksi virus ini tetapi tidak menunjukkan gejala terjangkit AIDS atau penyakit yang berhubungan dengan HIV dapat dianggap bisa terbebas dari kerusakan jaringan otak. Saat ini hal yang cukup mengerikan adalah bahwa mereka yang telah terinfeksi virus HIV pada akhirnya mungkin menderita kerusakan otak dan sistem saraf pusat.


2.3        Patofisiologi AIDS
AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi ‘’’’’’’’’’yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.
Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi. Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini. Warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV. HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula. Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.

2.4        Cara Penularan AIDS
HIV terdapat dalam darah dan cairan tubuh seorang yang telah tertular , walaupun orang tersebut belum menunjukkan gejala atau keluhan penyakit. HIV hanya dapat ditularkan bila terjadi kontak langsung dengan cairan tubuh atau darah.
Sebelumnya virus AIDS tidak mudah menular virus influensa. Kita tidak usak terlalu mengucilkan atau menjauhi penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan cara – cara seperti di bawah ini :
a.      Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual ).
b.      Bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita.
c.      Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.
d.      Makan dan minum.
e.      Gigitan nyamuk dan serangga lain.
f.       Sama-sama berenang di kolam renang
Tiga Cara Penularan HIV :
1.     Melalui hubungan seksual, baik secara verginal,oral maupun anal dengan seseorang pengidap HIV. Ini adalah cara yang paling umu terjadi, meliputi 80-90% dari total kasus sedunia. Lebih mudah terjadi penularan bila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti herpes genitalis, sifilis, gonorea, klamidia, dan trikomoniasi.
2.     Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik.
a.      Transfusi darah / produk darah yang tercemar HIV.
b.     Pemakaian jarum suntik tidak steril.
c.      Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
3.     Secara vertikal dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya , baik selama hamil , saat melahirkan maupun setelah melahirkan.

2.5        Gejala AIDS
Sebagian orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak ada gejala yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal. Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek seperti demam (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan limpa), yang dapat terjadi pada saat seroconversion. Seroconversion adalah pembentukkan antibodi akibat HIV yang biasanya terjadi antara enam minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi.
Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa sehat, aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan. Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :
1.      Berat badan turun dengan drastis.
2.      Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C)
3.      Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
4.      Mencret atau diare yang berkepanjangan.
5.      Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).
6.      Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
7.      Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang lama-kelamaan akan berakhir dengan kematian.

2.6        Orang yang Kemungkinan Besar  Bisa Tertular AIDS ?

1.      Mereka yang sering melakukanhubungan seksual diluar nikah, seperti wanita dan pria tuna susila dan pelanggannya.
2.      Mereka yang mempunyai bayak pasangan seksual misalnya : Homo seks (melakukan hubungan dengan sesama laki-laki), Biseks (melakukan hubungan seksual dengan sesama wanita), Waria dan mucikari.
3.      Penerima transfusi darah
4.      Bayi yang dilahirkan dari Ibu yang mengidap virus AIDS.
5.      Pecandu narkotika suntikan.
6.      Pasangan dari pengidap AIDS.


2.7        Cara Pencegahan AIDS
a.      Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
b.      Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
c.      Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
d.      Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
e.      Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.

2.8    USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN APABILA TERINFEKSI VIRUS AIDS

Usaha-usaha yang dilakukan terinfeksi virus AIDS disebut juga penerapan strategi pengobatan baru. Dalam pengobatan HIV / AIDS sangat penting mengetahui dinamika HIV, serta perjalanan penyakit ( patogenesis ) sehingga dapat melakukan tindakan dan pengobatan tepat waktu.
Beberapa harapan dan kabar baik dapat dicatat dari pertemuan-pertemuan “Van Couver” di Kanada saat ini cukup banyak obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan kombinasi. Beberapa obat penghambat protease dan obat anti HIV sedang dalam tahap akhir untuk mendapat izin. Selain itu muncul pula pemeriksaan “Viral loard” yang prosesnya lebih mudah dalam mendeteksi RNA dari HIV dalam darah. Dan semua usaha diatas seharusnya di tunjang oleh motivasi dari penderita AIDS itu sendiri. Misalnya bagi mereka yang termasuk kelompok resiko tinggi terkena AIDS selalu memeriksakan darahnya secara teratur, paling sedikit 3-6 bulan sekali, demi keselamatan pasangan seksualnya. Dan yang tidak kalah penting adalah mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Yaitu dengan melaksanakan ibadah-ibadah yang diperintahkan dan berusaha untuk menjauhi segala yang dilarangNya, agar penderitaan yang dirasakan tidak terlalu berat. Dan bagi masyarakat hendaknya jangan menjauhi mengucilkan mereka yang terinfeksi AIDS, tetapi seharusnya memberi dorongan atau semangat hidup, misalnya melalui nasehat-nasehat yang bisamenumbuhkan rasa percaya diri, sehingga mereka yang telah mengidap virus AIDS tidak putus asa dalam menjalani hidupnya.
Dengan adanya usaha-usaha diatas, niscaya masalah AIDS dapat diatasi, paling tidak dapat dicegah sedini mungkin, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

2.9        KONSEP KEPERAWATAN
A.    PENGKAJIAN
1.     Aktifitas /istirahat :
·        Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktifitas, kelelahan yang progresif
·        Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi terhadap aktifitas
2.   Sirkulasi
·        Proses penyembuhan luka yang lambat, perdarahan lama bila cedera
·        takikardia, perubahan tekanan darah postural, volume nadi periver menurun, pengisian kapiler memanjang
3.   Integritas ego
·        Faktor stress yang berhubungan dgn kehilangan: dukungan keluarga, hubungan dgn org lain, pengahsilan dan gaya hidup tertentu
·        Menguatirkan penampilan: alopesia, lesi , cacat, menurunnya berat badan
·        Merasa tdk berdaya, putus asa, rsa bersalah, kehilangan control diri, dan depresi
·        Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah, menangis, kontak mata kurang
4.   Eliminasi.
·        Diare, nyeri pinggul, rasa terbakar saat berkemih
·        Faeces encer disertai mucus atau darah
·        Perubahan dlm jumlah warna urin.
5.   Makanan/cairan :
·        Tidak ada nafsu makan, mual, muntah
·        Penurunan BB yang cepat
·        Bising usus yang hiperaktif
·        Turgor kulit jelek, lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih/perubahan warna mucosa mulut
·        Adanya gigi yang tanggal. Edema
6.   Hygiene
·        Memepeliahtkan penampilan yang tdk rapi.
7.   Neurosensorik
·        Pusing,sakit kepala.
·        Perubahan status mental, kerusakan mental, kerusakan sensasi
·        Kelemahan  otot, tremor, penurunan visus.
·        Bebal,kesemutan pada ekstrimitas.
·        Gayaberjalan ataksia.
8.   Nyeri/kenyamanan
·        Nyeri umum/local, sakit, rasaterbakar pada kaki.
·        Sakit kepala, nyeri dada pleuritis.
·        Pembengkakan pada sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan, penurunan ROM, pincang.
9.   Pernapasan
·        Terjadi ISPA, napas pendek yang progresif, batuk produktif/non,
sesak pada dada, takipnou, bunyi napas tambahan, sputum kuning.
10.            Keamanan
·        Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, lauka lambat proses penyembuhan
·        Demam berulang
11.            Seksualitas
·        Riwayat perilaku seksual resiko tinggi, penurunan libido, penggunaan kondom yang tdk konsisten, lesi pd genitalia, keputihan.
12.            Interaksi social
·        Isolasi, kesepian,, perubahan interaksi keluarga, aktifitas yang tdk terorganisir

B.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.     Resiko terjadinya infeksi terhadap  depresi system imun, aktifitas yang tdk terorganisir
2.     Defisit volume cairan tubuh berakibat diare berat, status hipermetabolik.
3.     Nutrisi kurang dari kebutuhan berdasarkan hambatan asupan makanan (muntah/mual), gangguan intestinal, hipermetabolik.
4.     Pola nafas tidak efektif terjadi penurunan ekspansi paru, melemahnya otot pernafasan.

C.    INTERVENSI
Dx 1: Resiko terjadinya infeksi b/d depresi system imun, aktifitas     yang tdk terorganisir
Tujuan :
Klien akan menunjukkan tanpa adanya tanda-tanda infeksi (tdk ada demam, sekresi tdk purulent)
Tindakan :
1.     Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dgn pasin
R/. Resiko cros infeksi dpt melalui prosedur yang dilakukan
2.     Ciptakan lingkungan yang bersih dan ventilasi yang cukup
R/. Lingkungan yang kotor akan mneingkatkan pertumbuhan kuman pathogen
3.     Informasikan perlunya tindakan isolasi
R/. Penurunan daya tahan tubuh memudahkan berkembangbiaknya kuman pathogen. Tindakan isolasi sebagai upaya menjauhkan dari kontak langsung dgn kuman pathogen
4.     Kaji tanda-tanda vital termasuk suhu badan.
R/. Peningkatan suhu badan menunjukkan adanya infeksi sekunder.
a.      Kaji frekwensi nafas, bunyi nafas, batuk dan karakterostik sputum.
b.     Observasi kulit/membrane mucosa kemungkinan adanya lesi/perubahan warna
c.      bersihkan kuku setiap hari
R/ Luka akibat garukan memudahkan timbul infeksi luka
5.     Perhatikan adanya tanda-tanda adanya inflamasi
R/ Panas kemerahan pembengkakan merupakan tanda adanya infeksi
6.     Awasi penggunaan jarum suntik dan mata pisau secara ketat dengan menggunakan wadah tersendiri.
R/ Tindakan prosuder dapat menyebabkan perlukaan pada permukaan kulit.

Dx 2         : Defisit volume cairan tubuh b/d diare berat, status hipermetabolik.
Tujuan     : Klien akan mempertahankan tingkat hidrasi yang adekuat
Tindakan :
1.     Pantau tanda-tanda vital termasuk CVP bila terpasang.
R/ denyut nadi/HR meningkat, suhu tubuh menurun, TD menurun menunjukkan adanya dehidrasi.
2.     Catat peningkatan suhu dan lamanya, berikan kmpres hangat, pertahankan pakaian tetap kering, kenyamanan suhu lingkungan.
R/ Suhu badan meningkat menunjukkan adanya hipermetabolisme.
a.      Kaji turgor kulit, membrane mukosa dan rasa haus.
3.     Timbang BB setiap hari
R/. penurunan BB menunjukkan pengurangan volume cairan tubuh.
4.     Catat pemasukan cairan mll oral sedikitnya 2500 ml/hr.
Mempertahankan keseimbangan, mengurangi rasa haus  dan melembabkan membrane mucosa.
  1. Berikan makanan yang mudah dicerna dan tdk merangsang
Peningkatan peristaltic menyebabkan penyerapan cairan      pd dinding usus akan kurang.
Dx 3         : Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d hambatan asupan makanan (muntah/mual), gangguan intestinal, hipermetabolik.

Tujuan: klien akan menunjukkan peningkatan BB ideal.
Tindakan:
1.     Kaji kemampuan mengunyah, merasakan dan menelan.
Lesi pada mulut, esophagus dpt menyebabkan disfagia
2.     auskultasi bising usus
Hipermetabolisme saluran gastrointestinal akan menurunkan tingkat penyerapan usus.
3.     timbang BB setiap hari
BB sebagai indicator kebutuhan nutrisi yang adekuat
4.     hindari adanya stimulus leingkungan yang berlebihan.
5.     berikan perawatan mulut, awasi tindakan pencegahan sekresi. Hindari obat kumur yang mengandung alcohol.
Pengeringan mucosa, lesi pd mulut dan bau mulut akan menurunkan nafsu makan.
6.     rencanakan makan bersama keluarga/org terdekat. Barikan makan sesuai keinginannya (bila tdk ada kontraindidkasi)
7.     sajikan makanan yang hangat dan berikan dalam volume sedikit
8.     dorong klien untuk duduk saat makan.
Dx. 4. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru, melemahnya otot pernafasan.
Tujuan: klien akan mmempertahankan pola nafas yang efektif
Tindakan:
1.     Auskultasi bunyi nafas tambahan
bunyi nafas tambahan menunjukkan adanya infeksi jalan nafas/peningkatan sekresi.
2.     Catat kemungkinan adanya sianosis, perubahan frekwensi nafas dan penggunaan otot asesoris.
3.     Berikan posisi semi fowler
4.     Lakukan section bila terjadi retensi sekresi jalan nafas



EVALUASI
  1. Klien akan menunjukkan tanpa adanya tanda-tanda infeksi (tdk ada demam, sekresi tdk purulent)
  2. Klien akan mempertahankan tingkat hidrasi yang adekuat
  3. Klien akan menunjukkan peningkatan BB ideal.
  4. Klien akan mmempertahankan pola nafas yang efektif

2.10    SITUASI AIDS DI INDONESIA
Penyakit AIDS banyak ditemukan diluar negeri, tetapi karena hubungan dengan bangsa menjadi semakin erat, maka penularannya harus tetap diwaspadai. Banyak orang asing datang ke indonesia dan banyak pula orang indonesia pergi keluar negeri untuk berbagai keperluan. Hal itu membuka kemungkinan terjadinya penularan AIDS.
Jumlah HIV/AIDS di Indonesia sampai akhir 1996, terdapat 449 kasus dengan 341 HIV dan 108 AIDS, terdapat di 16 propensi di Indonesia. Wanita yang terkena sebanyak 122 orang, WNI sebanyak 304 orang, Heteroseksual 276 orang, homoseks dan biseks 84 orang, drag user 4 orang, perinatal 1 dan 80 tidak diketahui cara tranmisinya. Menurut golongan umur, diindonesia ternyata yang paling banyak terserang AIDS adalah usia 20-29 tahun yaitu 120 orang, bayi yang berumur kurang dario 1 tahun dan 50 orang belum diketahui umurnya.
Dari 108 AIDS yang terbesar di 10 propinsi dan yang meninggal 66 orang, DKI Jakarta terbanyak dengan 57 AIDS dan 35 sudah meninggal.


















BAB III
 PENUTUP
3.1        KESIMPULAN
HIV adalah suatu virus yang hidup dalam tubuh manusia, dan dan dapat menyebabkan timbulnya AIDS, yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah terserang penyakit dan lam kelamaan akan meninggal, sudah menjadi sifat manusia yang selalu ingin merasakan kenikmanatan tanpa mempedulikan akibatnya, misalnya : melakukan perzinahan, penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya. Kits umat manusia sudah mengetahui bahwa perbuatan-perbuatan tersebut sangat dilarang,baik menurut ajaran agama masing-masing maupun aturan hukum yang berlaku. Tetapi dari sebagian kita tetap saja melakukan hal-hal tersebut, misalnya : WTS, Homoseks,Biseks, Mucikari, dan orang-orang yang sering berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan seksual diluar nikah. Dan berbahaya, dan sampai saat ini belum ditemukan obatnya.
Adapun gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS yaitu :
1.       Berat badan turun dengan drastis.
2.       Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C)
3.       Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
4.       Mencret atau diare yang berkepanjangan.
5.       Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).
6.       Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
7.       Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
Oleh karena itu, kita harus menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan AIDS, yaitu melalui pencegahan misalnya :tidak melakukan hubungan seksual secara bebas, menghidarkan penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya.
AIDS merupakan cobaan atau bahkan hukuman daru Tuhan,yang tidak pernah di duga oleh umat manusia.
Tapi bagaimanapun beratnya cobaan yang diberikan, Tuhan YME. Akan selalu membukakan jalan bagi umatnya. Misalnya : sekarang dicanada telah ada obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan kombinasi. Masalah AIDS ini tidak tentu akan menyebar luas, apabila dilakukan pencegahan secara dini, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

3.2        Saran
Kita sebagai paramedis atau sebagai orang biasa jangan menjauhi atau mengucilkan para penderita HIV/AIDS. Sebaiknya kita memberikan semangat dan dorongan agar semangat menjalani hidup ,karena hidup itu indah.


















DAFTAR PUSTAKA

Bruner, Suddarth.. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 3.        EGC : Jakarta
Wartono, H. JH. 1990. HIV/AIDS di Kenal untuk dihindari. Jakarta: LEPIN.
Soemarsono. 1989. Gejala Klinis dan Pengobatan Infeksi HIV/AIDS. DEPKES.